| A.S. Laksana | Para hipnotis dalam tradisi otoritarian (dengan sugesti langsung )sering menggunakan pelbagai macam alat bantu. Secara trad...

Perlukah Alat-alat Bantu dalam Induksi Trance?

10:00 PM A.S. Laksana 0 Comments

| A.S. Laksana |

Para hipnotis dalam tradisi otoritarian (dengan sugesti langsung)sering menggunakan pelbagai macam alat bantu. Secara tradisional memang begitulah kenyataannya. Cara untuk membuat orang tertidur dalam pendekatan otoritarian sering melibatkan alat-alat bantu berupa bola kristal, metronom, tatapan mata sang operator, cermin berputar, mata elang, bandul, jari tangan, dan sebagainya. Subjek diminta duduk tenang di kursi, diminta menatap bola kristal, atau cermin berputar, atau melihat tatapan mata sang operator, atau mendengarkan metronom ketika matanya menatap titik tertentu. Dan ia tertidur.

Tanpa ragu lagi, masyarakat awam akan berpikir bahwa benda-benda itu, juga tatapan mata sang operator, memiliki kekuatan misterius yang membuat orang tertidur. Begitu orang tertidur, pikirannya bisa dikendalikan dan orang itu bisa didikte untuk melakukan apa saja yang dikehendaki oleh si pemilik benda-benda atau tatapan mata itu.

Yang anda lihat dalam atraksi panggung, di layar hiburan televisi, memang seperti itu. Tetapi anda akan keliru jika menganggap hipnosis semata-mata adalah atraksi yang anda tonton dalam hipnosis panggung, di mana subjek ditidurkan dengan “ritual” tertentu yang membangkitkan kesan magis dan setelah itu disuruh-suruh melakukan apa saja seperti budak.

Tentu saja hipnotis panggung harus memberi kesan semacam itu sehingga hipnosis yang ia peragakan bisa menakjubkan sebagai hiburan dan meninggalkan pertanyaan-pertanyaan dan rasa penasaran di benak orang. Namun, mengenai benda-benda itu, sampai kapan pun anda tidak akan pernah menyerahkan diri anda kepada orang lain hanya karena menatap benda-benda semacam itu tanpa sugesti apa pun yang anda terima.

Ketika Milton Erickson muncul dengan prosedur hipnotik tak langsung dan pendekatan utilisasinya, ia tak memberi tempat bagi benda-benda semacam itu dalam prakteknya. Ia seperti pendekar yang datang dengan tangan kosong dan mengembangkan pendekatan yang kemudian menjadi berbeda dibandingkan para hipnotis sebelum dirinya. Dan itu merupakan sumbangan yang sangat penting untuk mengikis pandangan mistis tentang hipnosis. Baginya hipnosis memang tidak memerlukan semua alat bantu itu. Mungkin hipnotis panggung membutuhkannya sebagai properti yang bisa menghadirkan kesan tertentu, tetapi sesungguhnya alat-alat bantu itu sama sekali tidak esensial dalam hipnosis.

Penggunaan benda-benda semacam itu, menurut Erickson, kadang merugikan karena subjek nantinya justru akan kesulitan memasuki trance tanpa alat bantu itu. Tak bisa dipungkiri bahwa menatap bola kristal mungkin bisa membuat subjek kelelahan dan tidur, tetapi itu bukan bagian esensial dari trance hipnotik.

Milton Erickson justru berpendapat bahwa penggunaan alat bantu imajiner bisa lebih efektif dibandingkan alat bantu nyata. Ini ia buktikan dengan eksperimen pada sejumlah subjek yang ia bagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama sekadar membayangkan bola kristal imajiner dan kelompok kedua menggunakan bola kristal sungguhan. Hasilnya, kelompok pertama bisa mengalami trance lebih cepat ketimbang kelompok kedua. Eksperimen ini juga dilakukan dengan berbagai alat bantu lainnya, seperti metronom dan sebagainya, dan semuanya membuktikan bahwa alat bantu imajiner lebih efektif membawa subjek memasuki trance.***

Lebih lanjut tentang induksi, baca Teknik Efektif Induksi Trance.

0 comments: