| 4 April 2018 | JIKA anda menaruh hormat pada ilmu pengetahuan, anda akan mendapati fakta menyedihkan tentang hipnosis di Indonesi...

Hipnotis dan Para Pembual yang Mengaku Sakti

7:43 PM A.S. Laksana 0 Comments

| 4 April 2018 |


JIKA anda menaruh hormat pada ilmu pengetahuan, anda akan mendapati fakta menyedihkan tentang hipnosis di Indonesia. Bidang ini dihuni oleh terlalu banyak pembual. Anda bisa melakukan pencarian di internet dan mendapati omong besar mereka dalam menawarkan dagangan.

Mereka seperti pedagang batu akik kaki-lima yang gemar melebih-lebihkan kesaktian batu-batu akik mereka. Beberapa orang mengenakan dandanan aneh, seolah-olah mereka datang dari masa lalu yang jauh sekali dan suka mengunyah kemenyan.

Dan kebanyakan dari mereka suka mencampur-adukkan hipnosis dengan hal-hal lain yang tampak seperti kesaktian, kehebatan supranatural, aliran energi semesta, bisa menjadikan orang kesurupan, atau keampuhan-keampuhan lain yang tidak memiliki landasan ilmu pengetahuan. Mereka akan berseru: Inilah cara hipnotis gendam pemikat wanita, pacar atau istri; ikutilah hipnotis halus untuk penyembuhan ajaib; atau inilah hipnotis untuk menemukan harta karun alam semesta.

Yang bukan praktisi hipnosis juga boleh bicara apa saja. Orang-orang yang tidak memiliki kompetensi untuk menjelaskan apa itu hipnosis dengan gampang akan mengatakan bahwa hipnosis itu menggunakan jin.

“Itu pakai jin, itu pakai jin. Dari mana hipnotis tidak pakai jin?” kata Ustadz Khalid Basalamah. “Itulah sihir. Yang antum saksikan itulah sihir yang sebenarnya.”

Anda bisa mendengarkan pernyataan lengkapnya di video berikut ini:


Seorang perempuan yang menjadi korban pelanggaran seksual Gatot Brajamusti juga menyebut-nyebut soal jin dan hipnotis. “‎Di bawah pengaruh asfat, hipnotis mungkin gaib-gaib,” katanya. Perempuan ini tidak pernah menyadari bahwa barang yang diberikan kepadanya oleh Gatot Brajamusti adalah jenis narkoba. Kepada murid dan pengikutnya, termasuk perempuan ini, Gatot selalu menyebut sabu sebagai asfat, makanan jin.

Itu gejala yang akan selalu terjadi jika sebuah kecakapan tidak didukung dengan pemikiran. Ketidakpahaman selalu menyebabkan orang bicara asal-asalan, dengan cara berpikir pra ilmiah.

Para pembual muncul di mana-mana, karena di negara ini hampir tidak ada kajian ilmiah tentang hipnosis. Tanpa didasari ilmu pengetahuan, orang memang boleh bicara semau-maunya. Tanpa didasari pemikiran ilmiah, orang boleh membuat klaim apa saja, dan pasti akan ada orang-orang yang percaya. Kita tahu bahwa manusia memang dilahirkan dengan kecenderungan untuk mudah percaya pada apa saja.

Jika sesuatu tampak keterlaluan tidak masuk akal, itu pasti jin, dan orang-orang akan mempercayainya saja.

Di Barat, dari waktu ke waktu para ilmuwan mencoba meneliti bagaimana hipnosis bekerja, proses seperti apa yang berlangsung di dalam otak seseorang yang sedang memasuki trance hipnotik, bagaimana sugesti bisa mengubah perilaku, dan sebagainya. Mereka melakukan riset untuk mencari tahu dan mendapatkan penjelasan yang valid dari sisi ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan neuroscience melakukan riset laboratorium dengan memindai otak subjek hipnosis yang sedang dalam keadaan trance dan menyampaikan temuan: Inilah yang terjadi pada otak subjek yang sedang dalam keadaan tance hipnotik.

“Kita tahu sekarang daerah mana saja pada otak yang terlibat [dalam hipnosis], dan kita mungkin bisa menggunakan pengetahuan ini untuk membuat orang lebih mudah dihipnotis atau menjadikan hipnosis lebih efektif untuk mengatasi masalah-masalah seperti pengendalian rasa sakit,” kata David Spiegel, MD, profesor dan ketua asosiasi ilmu psikiatri Universitas Stanford.

Anda bisa membaca tulisan lengkapnya di sini: Study identifies brain areas altered during hypnotic trances.

Dalam iklim ilmiah di mana ilmu pengetahuan terus dikembangkan, setiap saat akan ada orang-orang yang mengumumkan temuan baru, setiap saat kita akan mendengar orang-orang menyampaikan pemikiran mereka tentang bidang-bidang yang mereka tekuni, termasuk dalam bidang hipnosis.

Kita tidak mengembangkan iklim seperti itu. Kita hampir tidak pernah mendengar penelitian tentang hipnosis oleh para ilmuwan kita. Konsekuensinya, setiap saat kita harus mendengarkan pernyataan-pernyataan ngawur dan sembrono oleh orang-orang yang tidak memiliki kompetensi sama sekali tentang bidang keilmuan yang sedang mereka komentari. Setiap saat kita akan mendengar para pembual beradu sakti.***

0 comments: