Siapa saja yang bisa dihipnotis?
| A.S. Laksana |Dalam hipnotis konvensional dikenal istilah uji sugestibilitas, yakni prosedur yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat "kepatuhan" orang terhadap sugesti. Hipnosis panggung konon selalu hanya memilih orang-orang yang mudah disugesti. Para hipnotis panggung itu tidak berminat pada orang-orang yang resisten. Ini asumsi yang masuk akal, sebab jika yang dijadikan subjek adalah orang-orang yang alot disugesti atau bahkan sama sekali tidak bisa dihipnotis, maka pertunjukan akan menjadi kocar-kacir.
Masalah hipnotisabilitas ini sering menjadi bahan perbincangan di kalangan para hipnotis. Siapa yang bisa dihipnotis? Siapa yang tidak bisa dihipnotis? Apa ciri-ciri orang yang bisa dihipnotis dan tidak bisa dihipnotis? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini biasa muncul dari para pembelajar baru.
Menurut Erickson, seratus persen orang normal bisa dihipnotis. Seorang pasien penyakit mental bisa dihipnotis, tetapi sulit. Orang-orang yang bodoh bisa dihipnotis, tetapi sulit. Berbagai tipe pengidap neurotik bisa dihipnotis, tetapi lagi-lagi, mereka adalah subjek yang sulit.
Tingkat hipnotisabilitas ini tergantung pada situasi dan motivasi pasien. Hubungan personal yang terbangun antara operator dan subjek merupakan faktor yang sangat penting. Ketika anda menghipnotis pasien, anda meminta mereka memusatkan perhatian pada gagasan-gagasan atau pada bagian-bagian realitas yang berkaitan dengan situasi. Pasien kemudian mempersempit perhatian mereka sebagaimana yang diinstruksikan dan memberi perhatian kepada anda.
Perlu anda ingat, dalam hipnosis yang utama adalah respons pasien. Sugesti anda hanyalah alat untuk memunculkan respons pasien, tetapi yang terpenting adalah bagaimana anda membuat pasien merespons anda.
0 comments: