| A.S. Laksana | Beberapa waktu lalu saya kedatangan tamu istimewa, seorang pegawai stasiun, yang tinggal cukup jauh dari rumah saya di Ci...

Tamu Istimewa dan Trance yang Menakjubkan

10:11 PM A.S. Laksana 1 Comments

| A.S. Laksana |

Beberapa waktu lalu saya kedatangan tamu istimewa, seorang pegawai stasiun, yang tinggal cukup jauh dari rumah saya di Ciputat. Ia menyampaikan keinginannya belajar hipnoterapi. Sebetulnya ia sudah beberapa tahun lalu mengikuti pelatihan hipnosis, dan kemudian meningkatkannya dengan pelatihan hipnoterapi.

Beberapa teknik induksi dipelajarinya, di antaranya shock induction dengan cara membuat kejutan fisik seperti menarik tangan subjek tiba-tiba atau melakukan kejutan yang membuat subjek kehilangan keseimbangan. “Saya tidak berani menggunakannya,” katanya. “Takut kalau-kalau subjek saya jantungan.”

Kami saling bertukar cerita dan saya menanyakan apakah ia sendiri pernah memiliki pengalaman trance hipnotik. Ia mengatakan pernah dihipnotis, tetapi rasanya tidak benar-benar trance dan hanya lemas tidak bisa melakukan apa-apa. “Tetapi saya masih bisa mendengarkan semua yang disampaikan kepada saya,” katanya.

Saya mengatakan bahwa jika ia ingin mendalami hipnosis dan mengembangkannya ke hipnoterapi, akan lebih baik ia sendiri pernah mengalami trance yang betul-betul dalam. “Itu pengalaman yang akan sangat berguna nantinya,” kata saya. “Bagaimana caramu menjelaskan pengalaman trance kepada orang yang kautangani jika kau sendiri tidak pernah benar-benar mengalaminya?”

Ia menanyakan bagaimana cara terbaik belajar hipnoterapi.

Kepadanya saya sampaikan bahwa terapi tidak ubahnya les privat. “Seseorang datang kepadamu membawa masalahnya,” kata saya. “Dan kau mengajarkan kepadanya bagaimana cara termudah untuk mengatasi masalah itu.”

Ia mengangguk-angguk.

“Masalahnya, apa yang akan kausampaikan kepadanya jika pengetahuanmu terbatas? Kau mungkin menguasai teknik-teknik tertentu, tetapi pada akhirnya pengalaman dan kekayaan wawasanmu yang akan sangat berpengaruh pada caramu membawakan teknik-teknik tersebut.

“Maka, untuk menjadi ‘guru privat’ yang baik, kau perlu memperkaya wawasanmu. Pembelajaranmu tentang bagaimana mengubah perilaku, bagaimana bisa mengendalikan diri pada saat menghadapi situasi yang biasanya memicu simpptom, bagaimana mengatasi rasa sakit fisik, dan sebagainya akan berhasil sesuai dengan wawasanmu dan keterampilanmu menyampaikannya. Pendeknya, pembelajaran apa pun akan berhasil jika gurunya berwawasan luas, pintar dalam menyampaikannya, tahu apa yang harus disampaikan, dan memahami betul situasi pembelajaran seperti apa yang paling nyaman bagi ‘murid’-nya.”

Jika les privat itu diberikan oleh guru magang atau guru yang malas mengembangkan pengetahuannya, apa yang akan didapat oleh muridnya?”

Selanjutnya kami meneruskannya dengan sesi hipnotik. Saya mengatakan ia istimewa karena, meski pengalamannya dengan trance belum pernah benar-benar dalam, pada saat itu juga ia bisa memasuki trance yang sangat dalam. Ia bisa menjalankan semua sugesti yang disampaikan kepadanya.

Ia menikmati pengalaman trance-nya selama tiga jam dan mampu mewujudkan pelbagai fenomena hipnotik, di antaranya: disosiasi, halusinasi positif, halusinasi negatif, halusinasi negatif dan positif bersamaan, dan automatic writing.

Hal-hal yang bagi orang lain perlu pembelajaran beberapa waktu, semuanya bisa dia lakukan dengan sangat mudah. Ia misalnya, bisa bangun dan hanya melihat tangan kirinya. Sementara apa saja yang ada di sekitarnya hilang. Ia bahkan tidak melihat anggota tubuhnya yang lain kecuali tangan kiri. Ia hanya melihat tangan kiri. Dibolak-baliknya tangan kirinya. “Ada yang aneh,” katanya. “Sepertinya ada yang aneh.”

Ia terus membolak-balik tangan kirinya. Dan kemudian tidur lagi. Ketika bangun lagi, ia merasa berada di tempat yang kosong. Hanya ada kami berdua, tetapi tidak ada apa-apa yang lain di sekitarnya.

“Kau di mana?”

“Tidak ada di mana-mana. Kosong.”

Kemudian ia tidur lagi dan ketika bangun ia melihat beberapa dirinya ada di depannya.

“Mereka sedang bercakap-cakap?”

“Tidak. Sendiri-sendiri.”

“Kulihat ada yang bercakap-cakap. Kau melihatnya juga?”

Ia memandang ke arah yang saya tunjuk.

“Ya, sekarang ada dua yang bercakap-cakap.”

Ia tidur lagi setelah puas memandangi beberapa orang di depannya. Terakhir ia melakukan automatic writing.

Sore hari ia berpamitan pulang.

“Rasanya saya seperti terlelap sebentar, ternyata sudah tiga jam lebih. Padahal saya masih pengen ngobrol-ngobrol lagi,” katanya.

“Terima kasih sudah dolan ke rumah saya,” kata saya.***

1 comment:

  1. Artikelnya Mantab master,,,
    ane nubi nih master mau tanya
    ► cara masuk ke Trance yg dalam utk selfhypnosis bagaimana carannya ...?

    Mohon pencerahan..
    Terima Kasih :)

    ReplyDelete