| A.S. Laksana | Ada banyak cara bagi seorang hipnotis untuk memanfaatkan hipnosis. Perilaku ideosensori adalah fenomena lain yang bisa anda...

Memanfaatkan Perilaku Ideosensori dalam Terapi

7:00 AM A.S. Laksana 0 Comments

| A.S. Laksana |

Ada banyak cara bagi seorang hipnotis untuk memanfaatkan hipnosis. Perilaku ideosensori adalah fenomena lain yang bisa anda sodorkan kepada pasien. Yang saya maksudkan di sini adalah anda mensugestikan ide-ide yang berkaitan dengan pengalaman inderawi.

Apa yang akan anda sampaikan kepada pasien jika mereka mengalami luka serius di kepala? Anda akan membuatnya kebas di bagian kepala atau anda akan membuat matirasa di bagian itu atau anda akan membuat bagian itu tahan sakit.

Untuk mewujudkan itu, anda menyodorkan kepadanya ide yang melibatkan penginderaan tertentu. Anda tahu, semua fenomena hipnotik berasal dari pengalaman-pengalaman keseharian anda. Apakah anda pernah menonton film menegangkan di saat anda sakit kepala atau merasakan nyeri di bagian tubuh tertentu? Apakah anda begitu tertarik pada film itu sehingga anda lupa pada sakit kepala atau rasa nyeri anda?

Sekarang, pengalaman keseharian apa yang bisa anda gunakan untuk membangkitkan respons matirasa pada pasien? Apa yang menyebabkan terjadinya matirasa ini? Teknik standar untuk membangkitkan respons hipnotik matirasa ini adalah dengan mensugesti bahwa pasien memasukkan tangannya ke dalam ember berisi air es dan merasakan sensasi bagaimana air es itu menjadikan tangan pasien menjadi matirasa. Tetapi bagaimana jika anda ingin membuat bagian kepala pasien matirasa? Anda tidak mungkin meminta pasien membayangkan sedang mencelupkan kepalanya ke dalam ember berisi air es.

Erickson menyampaikan teknik yang mungkin nyaris tidak pernah terpikirkan oleh terapis lain, yakni bahwa setiap hari sebenarnya kita akrab dengan pengalaman matirasa. “Kita setiap hari mengalami matirasa di berbagai bagian tubuh kita,” katanya. “Anda melupakan sepatu di kaki anda, kacamata yang anda kenakan (jika anda mengenakan kacamata), kerah baju di leher anda. Anda baru menyadari kehadiran mereka ketika anda memperhatikan semua benda itu.”

Jadi, untuk menginduksi perubahan inderawi dalam diri pasien, anda bisa memanfaatkkan pengetahuan eksperiensial yang berasal dari keseharian pasien anda.***

0 comments: