Bagaimana Erickson Membalik Pola dan Menantang Pasiennya
| A.S. Laksana |Seorang perempuan datang kepada kepada Erickson membawa beban tubuh seberat 90 kilogram. Perempuan itu meminta penanganan demi mendapatkan berat badan yang ia inginkan, yakni cukup 63 kilogram. “Saya sudah berkonsultasi dengan banyak terapis dan ahli gizi dan mereka memberikan resep bagaimana cara menurunkan berat badan,” kata perempuan itu kepada sang hipnotis. “Setiap kali mengikuti resep mereka, saya berhasil menurunkan berat badan sehingga mencapai 63 kilogram, tetapi sesudah itu saya akan merayakan keberhasilan saya dengan menikmati apa-apa yang saya pantang memakannya selama diet. Dan beberapa waktu setelah itu tubuh saya akan kembali gembrot lagi seperti sekarang.”
“Aku bisa membantumu menurunkan berat badan. Aku punya resep medis untuk itu, tetapi kau pasti tidak sanggup menjalaninya karena itu resep yang sangat berat,” kata Erickson.
“Saya akan melakukan apa pun agar bisa mendapatkan berat badan yang saya inginkan,” kata perempuan itu.
“Pulanglah saja karena kau tidak akan sanggup menjalankan resep medisku. Kau tidak perlu membuang-buang waktumu di sini dan aku juga tidak akan membuang-buang waktuku untuk hal yang percuma.”
Perempuan itu berjanji akan menjalankan “resep medis” Erickson dan ia memohon agar Erickson mau memberikan penanganan kepadanya. Akhirnya, dengan menampakkan sedikit keengganan dan rasa tidak percaya bahwa perempuan itu akan sanggup menuruti sarannya, Erickson menangani kliennya. Sambil tetap menyarankan kliennya untuk keluar saja dari ruangannya dan tidak usah membuang-buang waktu, Erickson mengatakan bahwa resepnya tidak akan pernah bisa dijalankan oleh perempuan itu. “Tetapi karena kau memaksa, apa boleh buat, sekalipun aku tetap tidak yakin kau bisa menjalankannya.”
Kepada perempuan itu Erickson menyarankan agar ia menambah porsi makannya demi mencapai berat badan 105 kilogram. Tidak ada cara lain, katanya, kecuali bahwa kliennya harus melakukan itu, sebab ini adalah resep medis. “Dan aku sudah mengatakan bahwa kau tidak akan sanggup menjalankannya,” kata Erickson. “Karena itu lebih baik kau keluar saja dari ruangan ini.”
Perempuan itu terus meyakinkan Erickson bahwa ia sanggup mengikuti resep medis tersebut dan memohon agar Erickson mau sungguh-sungguh menanganinya. Maka inilah “resep medis” Erickson: Perempuan itu baru boleh menurunkan berat badannya ketika bobotnya sudah mencapai 105 kilogram. Sebelum ia mencapainya, ia tidak boleh menurunkannya.
Anda tahu, perempuan itu mengikuti apa yang dikatakan Erickson dengan meningkatkan berat badannya, dan ia merasa sangat kepayahan ketika berat badannya sudah mencapai 100 kilogram. Ia memohon kepada Erickson agar sudah boleh menurunkan berat badannya karena ia merasa sangat tersiksa. Erickson tidak mengizinkannya dan perempuan itu terus tersiksa meningkatkan berat badannya, dan setiap pertambahan ia kembali memohon agar diizinkan menurunkan berat badannya. Sampai ia benar-benar tidak tahan ketika berat badannya mencapai 104 kilogram. “Sekarang, aku sungguh memohon agar boleh menurunkan berat badanku,” kata perempuan itu. “Hanya kurang satu kilo lagi dan aku tidak tahan lagi.”
“Kau hanya akan menurunkan berat badanmu ketika sudah mencapai 105 kilogram,” kata Erickson.
Dan ketika berat 105 kilogram itu tercapai, perempuan itu merasa sangat lega karena pada saat itu ia boleh menurunkan berat badannya. Akhirnya ia berhasil menurunkan berat badannya sampai ke titik 63 kilogram dan terus mempertahankannya.
Dalam kasus ini, Erickson melihat pola perempuan itu dalam menurunkan berat badan adalah turun dan kemudian naik. Erickson membalikkan pola itu menjadi naik dan kemudian turun. Perempuan itu ingin mendapatkan berat badan yang ideal baginya, tetapi ia selalu kembali lagi ke berat badannya semula pada saat ia berhasil menurunkannya. Erickson melihat bahwa bagaimanapun berat 90 kilogram masih tertahankan oleh perempuan itu. Maka ia menaikkan berat badan perempuan itu ke tingkat yang ia tidak mungkin sanggup menahannya dan perempuan itu begitu tersiksa ketika harus memikul beban tubuhnya 105 kilogram. Dan dorongan untuk menurunkannya menemukan alasan yang kuat ketika ia semakin kepayahan. Di puncak siksaannya, yakni ketika beratnya sudah mencapai 104 kg, ia masih harus menuntaskan pekerjaannya untuk menjadikannya 105 kg. Pada saat itulah, pada titik di mana ia merasa nyaris tidak sanggup lagi memikul berat tubuhnya, ia tak menyia-nyiakan peluang yang ia dapatkan untuk menurunkan berat badannya. Dan ketika ia mencapai berat badan yang diinginkannya, ia tahu bahwa ia tidak ingin lagi menaikkannya.
Persoalannya, bagaimana orang-orang itu bisa melakukan apa yang dikatakan oleh Erickson kepada mereka? Jay Haley, dalam masa belajarnya kepada Erickson, suatu ketika pernah menanyakan hal itu.
“Aku memberikan kepada mereka sebuah kontes,” kata Erickson. “Kontes antara perilaku neurotik mereka dan aku sebagai terapis.”
“Dan kau menantang mereka untuk membuktikan bahwa kau keliru?” tanya Jay Haley.
“Memanfaatkan narsisisme yang menjadi bawaan lahir,” kata Erickson. “Aku memberi mereka kebanggaan ketika mereka berhasil membuktikan bahwa mereka menang karena aku keliru.”
Yah, begitulah Erickson. Dan kita hanya bisa menyampaikan ketakjuban, sampai hari ini, terhadap lelaki Arizona itu, yang selalu bisa berkelit dan menundukkan simptom apa pun yang menantangnya. Ia seorang pemenang dalam hal ini. Dan kita sekarang sedang berguru kepada sang pemenang.***
0 comments: