| A.S. Laksana | Mereka datang berdua suatu siang. Keduanya memperkenalkan diri, tetapi saya hanya ingat satu, yakni Fransiskus Indra Prat...

Mempelajari Sesuatu dalam Keadaan Trance

2:48 PM A.S. Laksana 0 Comments

| A.S. Laksana |

Mereka datang berdua suatu siang. Keduanya memperkenalkan diri, tetapi saya hanya ingat satu, yakni Fransiskus Indra Pratama. Ia sudah lebih dulu memperkenalkan namanya lewat telepon, ketika mengatakan ingin dolan ke rumah. “Saya ingin membeli ebook, Pak, dan saya ingin ngobrol-ngobrol,” katanya. Saya mempersilakannya datang saja.

Maka, begitulah, ia datang bersama temannya. Mereka sama-sama sudah pernah mengikuti pelatihan hipnosis. Indra juga sudah mengikuti pelatihan NLP.

Karena mereka datang untuk membicarakan hipnosis, dan saya meladeni dengan senang tema pembicaraan yang mereka obrolkan, maka pembicaraan kami jadi menyenangkan. Setelah beberapa waktu ngobrol, Fransiskus menyampaikan masalahnya bahwa selama ini ia tidak pernah bisa menikmati hipnosis. “Saya bisa tidur,” katanya, “tetapi tetap bisa mendengar semua yang disampaikan ke saya.”

“Belum pernah mengalami deep trance?” tanya saya.

“Ya,” jawab Fransiskus.

Saya kemudian menanyakan kepada temannya apakah ia sudah pernah dihipnotis dan mengalami trance. Ia bilang sudah.

“Deep trance?”

“Deep trance.”

“Pernah melakukan self-hypnosis?”

“Pernah,” katanya.

“Bisa memasuki deep trance dengan self-hypnosis?”

“Bisa.”

"Kau bisa menunjukkan kepada Fransiskus bagaimana caramu memasuki deep trance?”

Ia segera mengatur duduknya dan memejamkan matanya. Kelopak matanya bergetar cepat. Ia sedang memasuki kondisi trance. Kemudian saya hanya meneruskannya, memandunya untuk memunculkan fenomena-fenomena hipnotik. Ketika ia sudah lelap, saya kemudian membangunkannya hanya bagian kepala.

Fransiskus, yang saya minta mengamati secara saksama proses berlangsungnya trance pada temannya, terus memperhatikan temannya, tanpa bicara.

Kepada subjek, yang sekarang bangun bagian kepala saja sementara tubuhnya tetap tidur nyaman, saya meminta agar ia menoleh ke arah Fransiskus yang sedang memandanginya tanpa bicara.

Saya meminta mereka saling memandang. Dan mereka saling memandang.

Sekali lagi saya minta subjek memperhatikan Fransiskus secara cermat. Lalu saya tanyakan apakah ia bisa membuat Fransiskus mengalami kondisi trance seperti dirinya. Ia mengatakan bisa.

“Kau yakin bisa?”

“Bisa.”

“Bagus,” kata saya. “Kau temannya, dan kau perlu membantu temanmu mengalami deep trance. Ia tidak pernah mengalaminya dan ia menginginkannya dan kau temannya. Dan kau sanggup membantunya?”

“Sanggup.”

“Bagus, dan kau yakin bisa?”

“Yakin.”

“Terima kasih, dan kau bisa membuatnya memasuki trance sebagaimana aku membuatmu memasuki trance?”

“Ya.”

“Coba kaulihat dia lagi…. Kau benar-benar yakin?”

Ia menoleh ke arah Fransiskus dan kemudian mengatakan yakin. Selama tanya jawab dengan subjek ini, Fransiskus tetap diam dan hanya memperhatikan temannya. Kemudian saya memintanya tidur lagi, dan membangunkannya dengan instruksi bahwa ketika ia bangun nanti, ia akan mengerjakan tugas yang ia sanggupi dan ia yakini, ialah membantu Fransiskus memasuki trance.

Dan ketika percobaan kami selesai, ia tiba-tiba mengajukan pertanyaan, “Mas, sebetulnya saya tidak pernah melakukan induksi trance dengan cara seperti itu. Bagaimana saya bisa melakukannya?”

“Kau mempelajari hal baru ketika kau memasuki trance,” kata saya.

Sebelum mereka pulang, Fransiskus menanyakan apakah ia boleh datang lagi dan mengajak gurunya. Itu pertanyaan yang menyenangkan dan saya mempersilakannya datang lagi. Dan kira-kira sepekan kemudian ia datang lagi dengan Mas Yanto Tjia, dan kami berkawan dekat sejak itu. Mereka datang sore hari, dan Mas Yanto menanyakan kepada Fransiskus apa yang terjadi padanya ketika pertama kali datang, dan Frannsiskus tertidur lagi ketika diminta mengingat apa yang ia alami pada pertemuan sebelumnya.

Jadi, dua kali Fransiskus tidur di teras rumah saya, di tengah suara anak-anak yang berisik bermain, tanpa saya melakukan induksi langsung kepadanya.

Salam,
A.S. Laksana
The Art of Ericksonian Hypnosis, klik http://1ericksonian.weebly.com/

0 comments: