| A.S. Laksana | Suatu hari saya dolan ke kantor lama saya, penerbit buku Mediakita. Ada beberapa kantor penerbitan dalam satu gedung di Jal...

Subjek Hipnosis yang Beriman

11:56 AM A.S. Laksana 1 Comments

| A.S. Laksana |

Suatu hari saya dolan ke kantor lama saya, penerbit buku Mediakita. Ada beberapa kantor penerbitan dalam satu gedung di Jalan Haji Montong, Ciganjur, dan Mas Moelyono, pemimpin redaksi Visimedia, dengan antusias mengajak bicara soal hipnosis. Visimedia banyak menerbitkan buku-buku hipnosis, dan sebagai pemimpin redaksi penerbitan tersebut, Mas Moelyono tentu saja sudah membaca naskah-naskah yang ia terbitkan. Ia memiliki pemahaman luas tentang hipnosis berkat buku-buku yang ia terbitkan.

Dan sebelum saya lanjutkan, saya perlu sampaikan bahwa nama penerbit Visimedia bukanlah fiktif. Mas Moelyono juga bukan karakter fiktif, dan Denny, nama lain yang akan segera anda jumpai di tulisan ini, juga nama sebenarnya.

Kepada beberapa teman di kantornya, Mas Moelyono sudah mempraktekkan beberapa cara menghipnotis, dan beberapa kali berhasil. Ia menerapkan teknik-teknik uji sugestibilitas, beberapa kali berhasil. Namun pada salah satu rekan kerjanya, ia tidak berhasil. Uji sugestibilitas yang dilakukannya gagal.

“Dia ngeyelan, Mas,” katanya. “Disugesti nggak mau nurut. Coba kalau sampean yang melakukannya.”

Saya tanyakan kepada Denny, orang yang dianggap ngeyelan, apakah dia memang berniat membantah sugesti.

Denny menceritakan bahwa waktu itu ia diminta membayangkan ada lem yang kuat sekali menyatukan jari telunjuk dan ibujarinya sehingga kedua jari tersebut melekat dan ia tidak bisa membukanya. Uji sugestibilitas dilakukan, tetapi Denny dengan mudah bisa memisahkan ibujari dan jari telunjuknya. “Saya tidak merasakan adanya lem, sehingga dengan mudah bisa saya buka,” kata Denny.

“Nah, dia ngeyel seperti itu,” kata si pemimpin redaksi. “Diminta membayangkan lem dia tidak mau membayangkan.”

Mereka berdua berdebat tentang itu. Saya tanyakan kepada Denny, apakah sebetulnya dia ingin dihipnotis. “Saya pengen,” katanya. “Hanya ketika itu saya tidak melihat ada lem.”

“Ya, dia ingin dihipnotis, Mas,” kata saya kepada Mas Moelyono. “Sekarang silakan dicoba lagi, beri tahu dia bagaimana cara mudah memasuki trance.”

“Nggak mau saya,” kata Mas Moel. “Dia ngeyel sekali.”

“Dia mau, kok, dia pengen... dia pengen mengalami trance,” kata saya.

Mas Moel tampaknya sungkan, atau dia tidak mau dibantah untuk kedua kali.

“Kenapa sampean menolak orang yang pengen mengalami hipnosis?” tanya saya.

Mas Moel tetap mengatakan bahwa Denny ini suka membantah sugesti. Saya memintanya membuktikan apakah benar Denny tidak mau mengikuti sugesti seperti yang ia katakan. Pak Pemred tetap ogah.

“Tapi dia beriman pada saya,” kata saya.

Kami tertawa.

“Dia mempercayai saya, dan dia bisa mengikuti apa yang saya katakan. Saya tidak pernah melihat dia sebagai orang yang membangkang. Kami pernah satu kantor dan dia selalu mengikuti apa yang saya katakan.”

Saya menyampaikan fakta bahwa saya dan Denny memang pernah sekantor. Dan Denny memang bukan tipe pembangkang. Kemudian saya tanyakan kepada Denny apakah dia benar-benar ingin merasakan pengalaman trance. Dia mengiyakan.

Lalu saya melangkah ke kursi lain di sebelah sana. Ada satu meja bulat dan empat kursi kosong. Saya duduk di salah satu kursi.

“Sekarang duduklah di sini, Den, di kursi ini, santai saja,” kata saya kepada Denny sambil menunjukkan kursi di samping saya. “Kedua tanganmu di atas paha.”

Denny duduk dengan sikap seperti yang saya sampaikan.

“Atau lebih enak kau di kursi itu saja, Den,” kata saya sambil menunjuk kursi di seberang saya.

Dia pindah duduk ke kursi yang saya tunjuk.

“Oke kita mulai,” kata saya. “Tapi di kursi ini kau bisa lebih enak kelihatannya.”

Dia pindah ke kursi lain di sebelah diri saya. Mengatur duduknya seperti yang saya sampaikan di awal.

“Atau kita bertukar kursi?” tanya saya. “Di kursiku ini pemandangannya lebih baik. Jadi kau duduk di kursiku dan aku di kursimu.”

Dan kami bertukar kursi.

Maka dalam beberapa menit, saya menunjukkan kepada Mas Moel bahwa Denny adalah orang yang selalu menuruti semua perkataan saya. Dan Denny membuktikan bahwa dirinya memang seperti itu.

Selanjutnya, sesi berjalan sangat mudah, karena subjek benar-benar bisa menerima sugesti-sugesti yang saya sampaikan.

1 comment:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    ReplyDelete