| A.S. Laksana | Pada dasarnya, sugesti bisa disampaikan melalui berbagai macam cara. Anda bisa menyampaikan sugesti dengan cara mengkomuni...

Seni Menyampaikan Sugesti

7:36 PM A.S. Laksana 2 Comments

| A.S. Laksana |

Pada dasarnya, sugesti bisa disampaikan melalui berbagai macam cara. Anda bisa menyampaikan sugesti dengan cara mengkomunikasikan gagasan, menyampaikan fakta, menuturkan cerita, memberi penjelasan, memberi instruksi, atau bahkan menantang subjek. Dan saat menyampaikan apa pun, sikap terbaik untuk menyampaikannya adalah anda menyampaikannya secara enteng saja, seolah-olah semua yang anda sampaikan adalah fakta.

Hipnosis otoritarian kebanyakan menggunakan bentuk instruksi sebagai cara langsung penyampaian sugesti. Hipnosis Ericksonian menggunakan berbagai cara yang menghindari penyampaian sugesti secara langsung, sehingga nyaris terasa tidak ada perintah ketika orang menerima sugesti tersebut.

Namun, apa pun style hipnosis anda, anda perlu menguasai seni menyampaikan sugesti karena memang di situlah kunci kecakapan seorang hipnotis. Tak peduli cara apa pun yang anda pakai, anda harus bisa memastikan bahwa subjek menerima sugesti-sugesti anda dan bisa menjalankannya.

Menurut saya, cara yang digunakan oleh Erickson untuk menyampaikan sugesti adalah cara orang yang sabar. Saya suka menggambarkannya seperti seorang petani yang dengan tekun menanam benih dan menyiraminya, sebelum kemudian memanen hasilnya. Begitulah Erickson menjalankan hipnosisnya. Ia akan dengan sabar menanam-nanamkan lebih dulu berbagai gagasan. Itu ia lakukan untuk mempersiapkan sugesti-sugesti yang nantinya akan ia sampaikan kepada subjek.

Dan karena pemahaman subjek sudah memadai, maka ketika sugesti disampaikan, ia bisa mencernanya dengan enak dan bisa menjalankannya. Erickson akan menanamkan segala pengertian yang dekat dengan keseharian untuk memudahkan munculnya respons hipnotik.

Dengan cara itu, respons hipnotik akan menjadi sesuatu yang lebih natural bagi subjek.

Untuk membawa subjek regresi, misalnya, ia akan menyampaikan kepada subjek hal-hal yang secara spontan akan membawa ingatan subjek ke masa lalu. Ia akan mengingatkan kita dengan aktivitas-aktivitas yang kita lakukan di waktu kanak-kanak, seperti awal mula belajar membaca, kanak-kanak yang belajar berdiri dan berjalan, atau menyebutkan kalimat berima, dan sebagainya.

Ingatan-ingatan terhadap segala sesuatu di masa lalu itu tak jarang akan membawa subjek secara spontan mengalami regresi. Dan hal itu akan memudahkan bagi subjek ketika nantinya ia diminta mengalami kembali kejadian tertentu di masa lalunya, sebagaimana yang disugestikan oleh hipnotis. Subjek sudah dilatih atau dikondisikan, tanpa dia sadari, untuk memunculkan fenomena tersebut sejak awal.

Cara yang sama bisa anda lakukan untuk mensugestikan fenomena hipnotik apa pun. Untuk mempermudah fenomena hand-levitation, misalnya, anda bisa membicarakan berbagai peristiwa sehari-hari tentang apa saja yang ringan dan mengapung di udara. Atau ia akan menyampaikan bagaimana tangan bisa naik ke atas tanpa dipikirkan ketika seseorang melambaikan tangan kepada temannya.

Untuk mempersiapkan munculnya gerakan-gerakan ideomotor pada subjek, anda bisa menanamkan pengertian lebih dulu kepada subjek. Sampaikan kepadanya gagasan tentang gerakan-gerakan otomatis yang biasa dilakukan orang dalam peristiwa sehari-hari.

Misalnya, seorang ibu akan membuka mulutnya sendiri, bukan mulut si bayi, ketika ia meminta anaknya membuka mulut untuk menyuapkan makanan ke mulut bayi itu. Atau para penumpang mobil akan secara otomatis akan ikut menekankan kaki mereka seolah-olah menekan pedal rem pada situasi tertentu yang mengharuskan sopir menginjak pedal rem.

Anda juga akan melihat orang-orang yang memainkan game balapan mobil di depan layar monitor akan menggerak-gerakkan tubuhnya ke kiri ke kanan, tanpa sadar, mengikuti liuk-liuk sirkuit di layar monitor atau zig-zag yang dilakukan oleh mobil mainan yang dikemudikannya.

Atau secara otomatis orang akan membungkuk merendahkan kepalanya ketika mobilnya melewati terowongan atau palang yang cukup rendah.

Dan sampaikan dengan enteng menyampaikan kepada subjek anda, “Aku menginginkan gerakan-gerakan otomatis semacam itu.”

Cara-cara semacam itulah yang dilakukan oleh Erickson. Ia hampir selalu menanamkan gagasan-gagasan terlebih dulu, mengaitkan sebuah fenomena hipnotik dengan kelaziman sehari-hari, untuk membuat subjek memunculkan fenomena hipnotik yang diinginkan—dan ia ingin membuat subjek memunculkannya dalam cara yang lebih natural. Setidaknya, itu menghilangkan kesan ganjil pada subjek ketika ia harus memunculkan fenomena-fenomena hipnotik tertentu.

Jadi, ketika anda menerapkan prinsip Ericksonian, anda perlu memperhatikan lebih cermat fenomena-fenomena sehari-hari yang lazim dilakukan oleh manusia. Erickson adalah pemerhati kebiasaan dan perilaku sehari-hari manusia dan ia mengasahnya terus-menerus untuk kepentingan hipnosisnya.

Untuk membuat subjek bisa memunculkan fenomena matirasa (anestesia), hipnosis klasik biasa mensugesti agar subjek merasakan tangannya tercelup ke ember berisi air es. Erickson memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain untuk memunculkan fenomena tersebut, memahami prinsipnya, dan mencari kesepadanannya dengan peristiwa-peristiwa sehari-hari.

Ia akan memberikan gagasan bahwa matirasa bisa terjadi ketika orang melupakan sesuatu, atau tidak memikirkan sesuatu berkaitan dengan rasa tertentu. Biasanya rasa sakit.

“Kau akan melupakan rasa sakitmu sendiri ketika ada sesuatu yang lebih besar mengalihkan perhatianmu, seperti seorang ibu akan melupakan rasa sakitnya sendiri ketika melihat anak bayinya menghadapi situasi yang membahayakan.”

“Dan kau melupakan kerah baju yang melekat di lehermu, melupakan kaus kaki yang kaukenakan, melupakan sepatu selama kau berjalan. Kau mengenakannya dan kemudian melupakannya begitu saja. Kau hanya ingat untuk sampai di tempat tujuan pada waktu yang tepat.”

“Dan bagaimana seseorang kehilangan sakit kepalanya ketika ia menyaksikan film yang menegangkan? Ke mana perginya sakit kepala itu selama film berlangsung"



Dari penjelasan di atas, kita mendapatkan sebuah pemahaman bahwa Erickson menganggap fenomena hipnotik adalah kelanjutan belaka dari fenomena sehari-hari. Karena itu ia nyaris tidak pernah menyodorkan gagasan-gagasan yang terasa ganjil bagi subjek. Ia menghindari penyampaian ide-ide yang tidak dijumpai dalam keseharian.

Trance, sekali lagi, adalah kelanjutan belaka dari situasi keseharian, demikian pula fenomena-fenomena trance. Semuanya adalah kelanjutan dari fenomena-fenomena keseharian.

Setidaknya dengan gagasan semacam ini, anda akan membuat subjek lebih percaya diri untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang disugestikan oleh operator hipnotis. Dan operator memiliki kemungkinan sangat luas untuk memberikan pembelajaran kepada subjek tentang bagaimana sesi dijalankan dan bagaimana membimbing subjek memunculkan respons hipnotik dalam sesi yang akan berjalan mudah, karena subjek memiliki pemahaman yang cukup memadai untuk merespons sugesti.

Anda tahu, seringkali subjek gagal merespons sugesti karena ia tidak memiliki pemahaman yang memadai untuk melakukannya. Pengalaman eksperimental dengan beberapa subjek menunjukkan kemampuan yang berbeda-beda dalam merespons sugesti. Ada yang dengan mudah bisa memunculkan fenomena yang disugestikan, meskipun ia baru sekali dihipnotis, ada yang gagal melakukannya pada kesempatan pertama dan baru bisa melakukannya pada kesempatan berikutnya ketika ia diberi pemahaman yang cukup.

Saya mencoba pada beberapa orang, dalam kesempatan terpisah, untuk memunculkan respons hipnotik bangun hanya bagian kepala. Ini eksperimen yang mudah. Pada saat subjek dalam keadaan trance, anda memberinya sugesti yang meminta ia bangun hanya bagian kepala, sementara bagian tubuhnya dari leher ke bawah tetap tidur.

Sugesti untuk ini bisa disampaikan secara rileks saja:

“Nanti aku akan menghitung dari satu sampai lima... Pada hitungan kelima kau bisa membuka mata dan bangun hanya bagian kepalamu saja, bangun dari leher ke atas, sementara bagian leher ke bawah tetap tidur lelap di kursimu.”


Banyak subjek bisa melakukannya dengan mudah melalui sugesti semacam itu. Bahkan subjek yang baru satu kali berurusan dengan hipnosis pun bisa melakukannya. Tetapi dengan sugesti yang sama beberapa subjek eksperimen saya gagal melakukannya. Subjek yang tidak berhasil memunculkan fenomena tersebut biasanya akan membangunkan seluruh tubuhnya.

Sesi berikutnya saya coba pada kesempatan lain dengan subjek-subjek yang gagal membangunkan “hanya bagian kepala” itu. Kali ini saya menyampaikan secara rinci, ketika subjek dalam keadaan trance, hal-hal yang berkenaan dengan sugesti yang saya ingin ia meresponsnya dengan tepat. Dengan demikian ia benar-benar mendapatkan gagasan bagaimana cara merespons sugesti tersebut.

“Kautahu, N, Orang-orang lain bisa bangun bagian kepalanya saja, dari leher ke atas, dan aku tetap ingin tahu apakah kau juga memiliki kemampuan seperti itu. Bangun hanya bagian leher ke atas.

“Dan seseorang yang lain pernah bertanya-tanya, ‘Bagaimana orang bisa melakukan seperti itu?’

“Oh, itu bisa dilakukan dengan mudah. Kau hanya perlu mempertahankan tidurmu sangat lelap. Dan nanti aku akan meminta matamu terbuka. Dan kau membuka mata, dan kau bisa menoleh ke kiri ke kanan, tetapi kau merasakan sesuatu yang lucu, yakni bahwa kau tidak bisa menggerakkan bagian tubuhmu dari bagian leher ke bawah karena bagian tubuhmu dari leher ke bawah tetap tidur... lelap sekali. Dan itu sungguh kejutan yang menakjubkan, bukan?

“Jadi semudah itu, N, nanti aku akan menghitung dari satu sampai lima. Dan pada hitungan kelima kau akan membuka mata.

“Kau bisa menoleh ke kiri ke kanan, dan menikmati beberapa saat keadaanmu ketika baru membuka mata. Tarik nafas panjang bila perlu. Sampai kemudian kau merasakan sesuatu yang lucu itu dan menakjubkan itu. Tubuhmu dari leher ke bawah tetap tidur nyenyak. Kau tahu hal itu karena kau tidak bisa menggerakkannya.

“Sekarang kau sudah paham itu, N?

“Dan kau bisa menganggukkan kepalamu jika kau siap melakukannya?”


(N mengangguk pelan.)

“Oke, aku akan mulai menghitung karena kau menganggukkan kepalamu tanda kau siap. Dan kau siap melakukannya persis seperti yang dilakukan oleh orang-orang itu?”

(N kembali mengangguk pelan.)

“Bagus, sekarang aku akan menghitung dari satu satu sampai lima dan kau membuka mata pada hitungan kelima. Hanya membuka mata, dan kau bisa menoleh ke kiri ke kanan jika kau menginginkannya. Aku tidak perlu meyakinkanmu bahwa itu hal yang mudah dilakukan. Ya, hanya membuka mata dan dengan demikian bagian kepalamu bangun.

“Satu... dua... tiga.... empat... lima....buka mata, N. Dan biarkan kepalamu bangun.”


Pada eksperimen kali ini subjek berhasil merespons sugesti secara tepat.

Ia membuka mata pada hitungan kelima, mengerjap-ngerjap sebentar, dan kemudian menoleh sedikit ke kiri ke kanan. Dan spontan ia tersenyum ketika menyadari bahwa ia tidak berhasil menggerakkan anggota badannya dari leher ke bawah.

Salam,
A.S. Laksana

N.B. Tulisan di atas adalah salah satu bagian dari ebook “The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-prinsip Mendasar dan Penerapannya”. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut ebook tersebut.

2 comments:

  1. Ijin COPAS Pak artikel ini sangat bagus

    ReplyDelete
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    ReplyDelete