Pertanyaan-Pertanyaan Imbisil tentang Sugesti Hipnotis
| A.S. Laksana |Simaklah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
"Apa sugesti hipnotis yang manjur untuk anak bandel agar menjadi penurut kepada orang tuanya?" atau "Apa sugesti yang paling efektif untuk menangani pasien yang berkecenderungan bunuh diri?" atau "Apa sugesti yang harus saya sampaikan kepada pasien yang mengidap migren?", dan sebagainya.
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu masih banyak saya temukan di kalangan para pembelajar hipnosis. Jujur saja, itu pertanyaan yang sungguh sangat imbisil. Ia menyamakan sugesti dengan sebuah mantra yang bunyinya harus selalu seperti itu dan si pembelajar itu berharap bahwa ketika sebuah "sugesti ampuh" dibacakan di depan pasien, maka pasien yang sudah sekarat pun akan kembali bugar. (Baca: Sugesti Pascahipnotik)
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering membuat saya jengkel. Pertama, ia menyiratkan bahwa si penanya adalah pembelajar yang malas. Dan kita tidak bisa berharap banyak pada pembelajar yang malas, dalam pembelajaran apa pun, tidak melulu dalam urusan menjadi hipnotis. Banyak sumber yang bisa diperoleh, yang akan menyebutkan bahwa sugesti hipnotik tidak bekerja seperti mantra yang keluar dari mulut seorang dukun atau tukang santet.
Kedua, ia menyamakan hipnosis dengan klenik. Anda tahu, menyamakan sugesti dengan mantra sama sekali tidak patut bagi orang-orang yang mempelajari hipnosis. Saya yakin bahwa orang-orang yang mengajukan pertanyaan seperti ini memutuskan belajar hipnosis kebanyakan karena terpukau oleh pameran cara "ajaib" menidurkan dan mempermainkan orang yang lazim kita jumpai dalam hipnosis panggung.
Ketiga, kalau saya menjawab bahwa untuk memperkuat sugesti hipnotik, mereka perlu bertapa 7 hari 9 malam agar setiap kata yang keluar dari mulut mereka benar-benar memiliki kekuatan ampuh, mereka pastilah akan menuruti saran tersebut.
Saya kira pada dasarnya mereka ingin menjadi dukun dan bukan hipnotis. Mereka tidak pernah berpikir bahwa sugesti hipnotik adalah hal yang sangat masuk akal. Ia adalah saran dari seseorang kepada orang lain yang disampaikan melalui pola komunikasi tertentu yang mem-bypass fungsi pikiran sadar. Karena itulah sugesti hipnotis akan langsung bersinggungan dengan bawah sadar orang. (Baca: Fleksibilitas dalam Induksi Trance)
Dan belajar hipnosis bukanlah belajar menghafalkan sugesti seperti anak-anak menghafal puisi sebelum lomba deklamasi, melainkan belajar memahami kekuatan bahasa dan bagaimana cara paling efektif mengomunikasikan sebuah gagasan. Itulah yang akan membuat perubahan pada seseorang, yakni ketika subjek hipnotik memberikan respons terhadap sugesti yang diberikan kepadanya. Mengutip Erickson, "Yang terpenting bukanlah sugesti yang disampaikan oleh hipnotis, melainkan respons subjek atas sugesti yang ia terima."
Bacaan terkait: Sesat Pikir tentang Hipnosis: "Lihat Mata Saya! Lihat Mata Saya!"
0 comments: