2 Pelecehan Seksual Menggunakan Hipnosis
| 3 April 2018 |MILTON ERICKSON selalu memberikan perasaan aman kepada pasien-pasien yang ia tangani. Ketika ia menangani pasien perempuan, apalagi yang masih muda, ia selalu memastikan ada orang lain yang hadir di dalam sesi itu. Jika perempuan itu datang sendiri, Erickson akan meminta istrinya untuk menemaninya dalam sesi terapi.
Ia tahu
bahwa pasien datang untuk terapi dalam keadaan yang rentan: ia memiliki masalah
dan menaruh kepercayaan kepada hipnotis yang menanganinya. Seorang hipnotis
yang menyimpan pikiran jahat bisa memanfaatkan kerentanan posisi pasiennya.
Beberapa
kasus pencabulan terjadi terhadap pasien perempuan. Berikut adalah dua kasus di
antaranya:
Kasus Gary Naraido
Gary Naraido: "Kau akan orgasme setiap mendengar kata-kataku." |
Seorang
hipnotis mensugesti perempuan yang menjadi pasiennya agar mau dijadikan sasaran
pencabulan dan ia berulang-ulang menyebutkan nomor kamar hotelnya sehingga
perempuan itu datang menemuinya di kamar itu pada larut malam.
Kejahatan
tersebut dilakukan oleh Gary Naraido, berumur 52 tahun pada saat kejadian ini
diberitakan pada 2015. Lelaki Boston itu
mula-mula menyampaikan kepada korbannya, seorang gadis 22 tahun, bahwa ia bisa
menyembuhkan gangguan pola makan yang diderita gadis itu.
Sesi
terapi dijalankan. Namun begitu gadis itu trance,
Naraido mensugesti pasiennya agar mengalami orgasme setiap kali ia mengucapkan
kata tertentu. “Semakin sering aku mengucapkan kata itu, hubungan kita menjadi
semakin dekat,” katanya. “Kau akan mulai berpikir bahwa kau benar-benar menginginkanku.
Jikapun nanti kau memiliki pacar, ia tidak akan sebaik aku.”
Naraido diputus
bersalah oleh pengadilan atas dua dakwaan pencabulan dan satu dakwaan melakukan
penetrasi. Ia juga mengakui pencabulan yang dilakukannya kepada gadis remaja 14
tahun dan menyimpan 25 gambar porno dan harus mendekam di dalam penjara selama
sepuluh tahun.
Pertemuan
mereka terjadi di hotel. Saat itu Naraido menanyai si gadis apakah sudah pernah
dihipnotis sebelumnya.
Gadis
itu menjawab pernah, untuk terapi gangguan pola makan, dan Naraido mengatakan
jika ada tempat gelap dan tenang ia bisa membantu gadis itu dalam dua puluh
menit dan ia akan menanganinya gratis saja.
Dalam
sebuah video wawancara, gadis itu menyampaikan kesaksian kepada juri: “Dia bilang:
Saya akan memberimu perasaan yang luar biasa. Kau akan 100 persen oke.
“Dia
bilang kita akan memasuki relaksasi yang menenteramkan…. Dia bicara dalam suara
bisik-bisik. Aku bisa merasakan napasnya pada wajahku. Aku tidak bisa bicara.
Aku merasa segalanya memberat…. Kemudian ia mengatakan: Buka kakimu.”
Lalu Naraido
menggerayangi paha dan meraih tangan gadis itu dan menyentuhkannya pada
selangkangannya—dan seterusnya. Saat terbangun dari trance, korban pulang ke rumah dan tidur, tetapi bangun keesokannya
dengan perasaan bingung dan tubuh lelah. Ia tiba-tiba ambruk ketika teman-temannya
menanyakan apa yang telah terjadi padanya.
Pengacara
terdakwa, Georgina Gibbs, mengatakan dalam pembelaannya: “Dia [Naraido] tidak
ingin saya merengek untuk mendapatkan keringanan hukuman. Istrinya sudah
mengajukan gugatan cerai. Ia tidak boleh berhubungan dengan anak lelakinya yang
sekarang berumur 12 tahun … Ia niscaya tidak akan mendapatkan dukungan dari
keluarga dan teman-temannya selama di dalam penjara. Ketika nanti tiba waktunya
ia dibebaskan, ia akan sulit mencari pekerjaan.”
Hakim pengadilan
mengatakan: “Saya harus mengingatkan bahwa korbanlah yang harus menanggung efek
kehancuran dalam peristiwa ini. Ia dihantui mimpi-mimpi buruk. Ia menjadi sulit
tidur dan harus menjalani terapi untuk gangguan ini.
“Pola
makan dan kecemasannya makin memburuk. Karena kejadian ini ia harus meninggalkan
pekerjaannya. Ini mempengaruhi banyak hal di dalam kehidupannya.”
Naraido dijatuhi
hukuman penjara 10 tahun dan namanya akan dimasukkan dalam daftar Pelanggar
Seks Nasional (National Sex Offender) untuk seumur hidup.
* Saya menjadi korban kejahatan hipnosis
* Tolong kembalikan suami saya
* 5 Manfaat Hipnosis
* Saya menjadi korban kejahatan hipnosis
* Tolong kembalikan suami saya
* 5 Manfaat Hipnosis
Kasus Michael Fine
Michael Fine: Memanipulasi klien untuk hasrat seksual. |
Michael
Fine, 59 tahun pada waktu berita tentangnya diturunkan (2016), adalah pengacara
urusan perkawinan dan perceraian. Ia mempelajari hipnosis dan menggunakan
keahlian itu untuk memperdaya klien wanitanya demi memuaskan hasrat seksual. Fine
dijatuhi hukuman penjara 12 tahun oleh pengadilan Lorain County, Ohio, setelah mengakui
bersalah atas dakwaan pelecehan seksual terhadap enam wanita yang telah
dihipnotisnya.
Polisi
mulai menyelidiki kasusnya pada 2014 setelah dua wanita melaporkan kecurigaan
mereka. Salah seorang mengaku mendapati 'area vaginanya basah’ dan ‘kutangnya berantakan’
saat dia keluar dari kantor Fine.
Perempuan
lainya, yang menggunakan jasa Fine untuk perselisihan hak asuh pada 2013,
mengatakan kepada polisi bahwa dia curiga Fine menggunakan hipnosis dalam
beberapa kali percakapan mereka, baik di telepon maupun saat konsultasi di
kantornya.
Ia lalu memutuskan
untuk merekam dua percakapan telepon dengan Fine. Dalam rekaman percakapan
tersebut, Fine terbukti menggunakan bahasa seksual secara eksplisit sebelum
mengakhiri pembicaraan masalah hukum.
Para penyidik
kemudian membekali wanita itu dengan peralatan rekaman video dan audio untuk pertemuan
berikutnya di kantor Fine. Dan polisi segera masuk ruangan ketika Fine mulai membicarakan
urusan seks.
Seorang wanita lain, yang juga menyewa jasa Fine
dalam kasus perceraian, menduga dia juga dihipnotis setelah si pengacara itu mulai
mendiskusikan teknik relaksasi dan meditasi selama pertemuan pertama mereka.
Fini mengaku
bersalah atas lima tuduhan penculikan dan salah satu percobaan penculikan, yang
semuanya didasari motif seksual. Salah satu korbannya membacakan pernyataan
dampak kejahatan Fine terhadapnya:
“Saya menemui
Michael Fine untuk mendapatkan bantuan agar bisa keluar dari situasi saya yang
mengerikan. Saya membayarnya untuk membantu saya. Dia memanfaatkan kepercayaan
saya dan posisinya sebagai pengacara saya untuk mendapatkan informasi tentang
kerentanan saya.
"Dia
kemudian menggunakan informasi itu tidak hanya untuk melindungi dan membela
saya, tetapi juga untuk memanipulasi, menyakiti, dan mencabuli saya."
Korban
lain, seorang wanita yang sekarang menderita serangan panik dan sulit membangun
hubungan, memberikan pernyataan:
“Dia
mendapat hukuman 12 tahun. Saya memikul hukuman seumur hidup. Apakah 12 tahun
cukup lama? Apakah itu setimpal dengan kepedihan, sakit hati, dan penderitaan
yang sekarang harus saya jalani? Dua belas tahun dibandingkan dengan seumur
hidup—tidak adil, bukan?”
Hakim
memerintahkan agar Fine dimasukkan ke dalam daftar Pelanggar Seks Nasional.
Kasus-kasus semacam ini membuat kita tahu kenapa Milton Erickson selalu melindungi klien perempuannya dengan cara menghadirkan orang lain dalam sesi terapi. Ia memberi perasaan aman kepada kliennya. Ia juga menjaga dirinya. ***
Sumber:
Kasus
Gary Naraido – Hypnotist jailed for ten years after sexually assaulting woman underhis spell
Kasus
Michael Fine – Lawyer hypnotized female clients so he could sexually abuse them
0 comments: