| A.S. Laksana | Anda tahu, kejutan adalah teknik paling lazim digunakan untuk tindak kejahatan yang sering disebut-sebut menggunakan hipnos...

Shock, Surprise, dan Momen Kreatif

4:38 AM A.S. Laksana 0 Comments

| A.S. Laksana |

Anda tahu, kejutan adalah teknik paling lazim digunakan untuk tindak kejahatan yang sering disebut-sebut menggunakan hipnosis. Semata-mata karena dengan diberi kejutan, orang akan menjadi blank atau beberapa saat. Nah, momen beberapa saat blank, di saat pikiran sadar lumpuh, itulah yang digunakan untuk memyusupkan sugesti-sugesti. (Karena itu, jika anda mendapatkan tepukan tiba-tiba di tempat ramai oleh seseorang, segera kuasai kesadaran anda, dan jika si penepuk pundak itu terus nyerocos dan berlagak sebagai teman lama anda, bilang saja secara tegas bahwa anda tidak kenal dengannya. Maka, ia sendiri yang akan jadi blank.)

Dalam hipnoterapi, shock dan surprise berfungsi untuk melonggarkan kerangka berpikir pasien. Erickson sering menggunakan shock dan surprise untuk mengguncangkan kerangka berpikir pasien dan menciptakan momen kreatif ketika pikiran sadar sejenak lumpuh. “Pasien datang kepada anda dengan kerangka mental tertentu, dan berharap anda masuk ke dalam kerangka mental tersebut,” katanya. “Ketika anda mengejutkan mereka, kerangka mental mereka akan melonggar dan anda bisa memolakan sebuah kerangka mental baru.”

Sekarang bayangkan anda berada di tempat umum dan tiba-tiba anda mendengar bunyi ledakan yang mengguncang kesadaran anda. Anda mungkin akan terkesiap dan terlempar ke trance sesaat ketika bawah sadar anda mencari tahu apa yang terjadi. Dan anda bisa kembali rileks beberapa waktu kemudian setelah tahu bahwa itu adalah suara mobil meledak. Namun jika tepat pada momen anda terguncang sesaat itu ada seseorang meneriakkan sugesti: BOM!, bisa saja anda langsung terlompat panik atau bertiarap untuk melindungi keselamatan diri anda.

Olok-olok vulgar atau bentakan memiliki efek serupa itu juga dalam keseharian; keduanya merupakan bentuk-bentuk guncangan yang membuat kesadaran kita lumpuh sejenak. Begitulah, kadang-kadang seseorang menggunakan olok-olok atau bentakan untuk membuat pendengarnya lebih memperhatikan apa yang ia sampaikan.

Berkaitan dengan guncangan, kita akan melihat dalam hipnosis bagaimana sebuah kejutan disodorkan untuk mengguncangkan kerangka mental pasien sehingga keyakinannya terlumpuhkan. Tentu saja anda tidak harus meledakkan sesuatu di ruang praktek, atau mengolok-olok pasien, atau membentak-bentaknya agar ia terguncang. Anda akan membuatnya kapok.

Yang anda lakukan, dengan sugesti, adalah menyodorkan sesuatu yang mengguncang dan memunculkan celah kosong dalam kesadaran mereka. Dengan itulah kita membuka kemungkinan bagi momen kreatif. Dalam percakapan sehari-hari, anda tahu, seseorang bisa memerah wajahnya begitu saja ketika proses emosional bawah sadar disinggungkan padanya. Jika ia tidak memerah mukanya dalam momen seperti itu, kita bisa merangsang kemunculannya dengan bertanya simpel saja, “Kenapa mukamu merah?” Pertanyaan ini--sebagai bentuk sugesti tak langsung yang dijalankan pada momen ketika kerangka mental pendengarnya sedang goyah--akan serta merta mendorong berlangsungnya proses otonom untuk mengikuti sugesti tersebut dengan mudah.

Jika orang memiliki masalah karena keterkungkungan sikap mentalnya, maka akan bermanfaat jika untuk sementara waktu kita melumpuhkan keterkungkungan itu dengan bentuk-bentuk guncangan psikologis atau sesuatu yang memberinya kejutan. Orang itu bisa memeriksa ulang situasi mereka melalui proses pencarian bawah sadar yang bekerja otomatis dalam diri mereka. Jika tidak ada jawaban yang memuaskan, terapis bisa menambahkan sugesti sebagai perangsang selama berlangsungnya celah kekosongan sesaat itu, dengan harapan mereka bisa memunculkan respons terapetik.

Guncangan sesaat bisa dimunculkan dalam percakapan terapetik dengan menyisipkan kata-kata yang mengguncangkan, konsep tabu, dan emosi. Kata-kata seperti "seks", "rahasia", dan sebuah bisikan akan sesaat merenggut perhatian, dan pendengar menjadi lebih reseptif. Jeda sejenak setelah guncangan memberi kesempatan bagi berlangsungnya pencarian bawah sadar. Ia bisa diikuti dengan penguatan atau sugesti yang tepat.

Contoh sugesti Milton Erickson untuk mengguncangkan pasiennya:

Kehidupan seks anda...
[jeda]
adalah hal yang benar-benar anda perlu mengetahui dan memahaminya.
Dan apa yang secara diam-diam anda inginkan

[Jeda]
bisa penting sekali bagi anda.
Kautahu, kalian bisa bercerai

[Jeda]
kecuali kalian berdua benar-benar belajar untuk menemukan
apa yang berharga dalam hubungan kalian.


Guncangan dalam kata-kata yang dicetak miring dalam contoh ini merangsang berlangsungnya pencarian bawah sadar yang bisa menghasilkan respons penting sepanjang waktu jeda. Jika ada indikasi bahwa pasien asyik masyuk ke dalam pencarian bawah sadarnya, terapis sebaiknya memilih diam sampai pasien memunculkan respons dalam bentuk apa pun. Jika tidak ada indikasi akan muncul respons tertentu, terapis mengakhiri waktu jeda dengan penguatan atau sugesti, sebagaimana diilustrasikan di atas. Cara paling efektif untuk membuat shock adalah dengan memanfaatkan kerangka rujukan, tabu, dan kebutuhan pasien sendiri untuk membebaskan diri dari pola lama sehingga penataan ulang yang kreatif bisa dijalankan.
 

0 comments: