Apakah Sugesti Hipnotis Selalu Membutuhkan Trance?
| A.S. Laksana |Jawabannya menurut Ericksonian Hypnosis: tidak!
Dalam pendekatan konvensional dengan sugesti langsung, seorang hipnotis biasanya cenderung mengulang-ulang sugesti yang sama terus-menerus. Upaya ini tampaknya dimaksudkan untuk membuat pemrograman baru atau memperkuat kesadaran orang terhadap satu ide tertentu. Karena itu repetisi dianggap sangat perlu dilakukan. Tentu saja pemrograman langsung semacam ini bisa benar-benar mempengaruhi perilaku (misalnya pada iklan), namun ia tidak memungkinkan untuk menggali dan memfasilitasi potensi unik si pasien.
Milton Erickson menjelaskan bahwa pola sugesti interspersal (penyisipan), yang disampaikan dalam cara nonrepetitif, justru sangat penting dalam penyampaian sugesti. Pendekatan ini memungkinkan berlangsungnya penyampaian sugesti dalam cara yang sesuai bagi proses bawah sadar pasien. Anda bisa menyisipkan, dalam satu kalimat, sebuah kata yang merangsang asosiasi pasien:
"Kau bisa menyampaikan perasaan itu sebebas-bebasnya sebagaimana yang kau inginkan."
Sisipan sebebas-bebasnya mengasosiasikan daya positif kebebasan dengan perasaan pasien yang mungkin tertekan. Ia bisa membantu pasien untuk bebas merasakan apa yang benar-benar ingin mereka ungkapkan. Di sini individualitas pasien dihargai, sebab mereka bisa bebas memilih. Erickson tak jarang menjalankan terapi dengan menyisipkan kata-kata dan konsep-konsep yang mensugestikan kenyamanan, yang disesuaikan dengan kerangka acuan pasien itu sendiri, sehingga penyembuhan bahkan bisa berlangsung tanpa induksi formal untuk menjadikan pasien trance.
Dua aspek dalam pendekatan interspersal adalah teknik memusatkan perhatian dengan asosiasi (indirect associative focusing) dan memusatkan perhatian pada proses ideodinamik (indirect ideodynamic focusing).
0 comments: