| A.S. Laksana | Mempelajari Erickson adalah mempelajari cara yang licin dan piawai untuk menyampaikan sugesti, sedemikian rupa sehingga ora...

Strategi Terapi Erickson: Kasus Barbara dan Kaki Sialannya

7:25 AM A.S. Laksana 1 Comments

| A.S. Laksana |

Mempelajari Erickson adalah mempelajari cara yang licin dan piawai untuk menyampaikan sugesti, sedemikian rupa sehingga orang tidak menyadari bahwa ia sedang mengembangkan respons sebagaimana yang dikehendaki olehnya. Contoh terbaik bagaimana Erickson membuat subjek merespons rangsangan yang ia berikan adalah pada pengalaman klinisnya dengan Barbara, seorang gadis remaja 14 tahun. Dalam menangani gadis ini, ia tidak secara khusus membawa subjeknya ke kondisi trance.

Barbara gagal menyesuaikan diri di sekolah. Itulah masalah utama yang membuat gadis itu kemudian mengembangkan perilaku menarik diri. Ibu si gadis kemudian menemui Erickson. Kepada Erickson, ia menyampaikan bahwa anak gadisnya merasa kakinya terlalu besar sehingga ia tidak ingin berangkat ke sekolah, ke gereja, atau keluar rumah. Gadis itu tidak mau bicara pada siapa pun.

Selama berminggu-minggu Barbara terus seperti itu. Ia mengasingkan diri di dalam rumah, tidak bicara, dan tidak responsif. Setelah mendapatkan cukup informasi dari ibu Barbara, Erickson mengatakan bahwa ia akan membuat Barbara mengikuti apa pun yang ia sarankan. Dan kepada si ibu Erickson berpesan agar tidak memberi tahu anak gadisnya bahwa ia akan datang.

Pada hari kunjungannya, Erickson mengeluarkan stetoskop dan mengatakan kepada ibu Barbara, “Kupikir aku harus memeriksa dadamu lebih dulu. Jadi tolong kau buka blus dan kutangmu, tetapi panggil anakmu kemari untuk menemanimu dan membawakan handuk.”

Barbara tidak bisa menolak. Ia harus datang untuk menemani ibunya. Itu hal pertama yang dilakukan oleh Erickson untuk membuat Barbara mengikutinya. Dan semua berjalan begitu saja, sepertinya tanpa niat lain kecuali memeriksa si ibu. Namun jelas bahwa pada waktu itu Erickson sudah berhasil mendapatkan respons dari Barbara. Gadis itu menuruti keinginan Erickson agar ia menemani ibunya yang akan “diperiksa”.

Selanjutnya, Erickson memeriksa dada ibu Barbara dengan sungguh-sungguh, dan Barbara berdiri di samping tempat tidur dengan muka merengut. Setelah beberapa saat melakukan pemeriksaan dengan stetoskop, Erickson akhirnya bangkit berdiri, melangkah mundur, dan dengan tumitnya ia menginjak keras-keras jari-jari kaki Barbara sehingga gadis itu berteriak kesakitan. Erickson berpaling ke arahnya, tampak marah, dan mengatakan: “Sialan! Kalau saja kau bisa menumbuhkan kaki brengsekmu itu cukup besar sehingga tampak oleh mata lelaki, kau tidak akan membuatnya terinjak.”

Kalau saja kau bisa menumbuhkan kaki brengsekmu itu cukup besar sehingga tampak oleh mata lelaki, kau tidak akan membuatnya terinjak. Gadis itu menatap Erickson, mulanya dengan ketakutan, dan beberapa saat setelah itu tiba-tiba wajahnya menunjukkan senyum puas. Gadis itu berbalik dan meninggalkan ruangan. Saat melangkah keluar, ia mengatakan, “Ibu, boleh aku main?” Barbara keluar main hari itu, ke gereja hari berikutnya, dan kembali masuk sekolah pada hari Senin. Itulah akhir dari simptomnya.

Jadi apa yang telah Erickson lakukan kepada gadis itu? Ia meminta Barbara merespons permintaannya untuk menemani ibunya. Dan tak ada yang bisa dilakukan oleh gadis itu kecuali menuruti permintaan tersebut. Ia juga membuat gadis itu mengembangkan respons dengan cara menginjak jari-jari kakinya. Dan, yang tak disadari oleh gadis itu, Erickson melakukannya dalam cara yang sepenuhnya tidak diduga. Informasi yang diterima Erickson dari ibu Barbara adalah bahwa kaki gadis itu terlalu besar sehingga ia malu menampakkan diri. Erickson membalik keyakinan gadis itu. Dengan memperlihatkan kejengkelannya, ia menegaskan keyakinannya bahwa menurutnya kaki gadis itu sangat kecil. Dan ia jengkel karena gadis itu telah berlaku teledor tidak menumbuhkan kakinya cukup besar.

Dan memang itulah yang dibutuhkan Barbara. Apa jadinya jika Erickson sekadar menyampaikan kepada gadis itu bahwa kakinya normal, bahwa ukurannya sudah sesuai untuknya, dan bahwa kaki gadis itu tidak lebih besar dibandingkan kaki teman-teman sekelasnya? Itu akan terasa sebagai bujukan gombal yang mudah dibantah.

Barbara memerlukan terapi, ia perlu berhenti mengucilkan diri. Yang dilakukan oleh Erickson adalah membuat gadis itu memunculkan respons yang akan mengoreksi situasi dan kondisinya.

“Hipnosis pada intinya adalah sejenis konsep, taruhlah sebuah cara untuk menawarkan berbagai rangsangan yang akan memungkinkan pasien merespons rangsangan tersebut dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah ia dapatkan dari pengalamannya sendiri,” kata Erickson.

Maka, alih-alih menyampaikan pendapat (yang pasti akan ditolak) tentang ukuran kaki yang normal, ia melakukan sesuatu yang bisa membantu Barbara melakukan reorientasi terhadap ukuran kakinya. Hipnosis memfasilitasi pembelajaran yang sangat efektif yang akan mustahil didapatkan melalui upaya dan terapi yang panjang. Dan untuk cara-cara yang inovatif dan tidak lazim semacam ini, Ericksonlah jagonya. Ia memiliki akal cerdik untuk menghadapi pelbagai jenis manusia dan perilaku simptomatiknya.

1 comment:

  1. Terimakasih ... lucu & inspiratif, bisa untuk memperkaya trik hypnotis ... se-x lgi .. tengkiuu

    ReplyDelete