Dorongan Psikologis terhadap Perilaku
| A.S. Laksana |Anda mungkin pernah mendengar cerita tentang pasien kanker yang, entah bagaimana caranya, bisa sembuh, sementara diagnosa medis menyebutkan bahwa pasien tersebut sudah tidak ada harapan. Bagaimana ia bisa melakukan hal itu, tanpa bantuan orang lain atau instruksi apa pun sama sekali?
Kita memiliki kosakata mukjizat untuk menyebut fenomena tersebut. Ia sesuatu yang hanya bisa disebut keajaiban dan, dengan demikian, tampak tidak masuk akal. Tetapi dunia kedokteran berkali-kali menemukan bahwa pasien bisa memanfaatkan kekuatan psikologis mereka untuk menyingkirkan, mengatasi, atau mengendalikan fenomena fisiologis.
Bukti terbalik tentang dorongan psikologis yang mempengaruhi perilaku fisiologis bisa kita lihat pada banyak kasus. Seorang ibu rumah tangga yang cemas mengenai berbagai hal, misalnya, bisa mengembangkan sakit kepala yang payah. Benar-benar sakit kepala yang tak tertahankan, begitu nyata, meskipun penyebabnya mungkin sesuatu yang tidak nyata dan hanya ada dalam benaknya. Anak-anak yang memprotes dominasi kaku ayahnya, dalam salah satu kasus Erickson, membengkakkan bibirnya ketika ia tertekan harus memainkan flute sebagaimana yang diinginkan oleh ayahnya.
Dorongan psikologis itulah yang memunculkan perilaku simptomatik pasien. Ia ada karena berguna. Secara sadar pasien mungkin tidak memahami kegunaannya, tetapi bawah sadarnya mengetahui. Dan fungsi hipnotis adalah menjangkau apa saja yang diketahui oleh bawah sadar dan tidak diketahui oleh pikiran sadar. Pendekatan utilisasi Erickson pada dasarnya adalah memberi kenyamanan bagi bawah sadar pasien untuk mengekspresikan diri.
Hanya ketika nyaman, orang bisa dengan enak menerima sugesti dan membuat perubahan.
0 comments: